Oseng-Oseng Lesehan Q2
Pada siang hari terminal Condong Catur (Concat) di dekat perempatan Gejayan-Ringroad memang penuh dengan angkutan yang lalu-lalang. Tetapi jangan salah, di malam hari terminal condong catur (concat) berubah fungsi menjadi arena warung makan. Maklum jam operasi angkot di Jogja memang maksimal pukul enam sore. Diatas jam enam sore jangan harap anda akan mudah mendapat angkutan umum. Itu bukan karena peraturan, tetapi memang karena kebiasan disini seperti itu.
Tadinya kami dengar kabar bahwa di sekitar terminal concat di malam hari ada yang jual iga sapi yang enak. Kami putuskan akan mencoba konfirmasi kabar itu. Sesampainya di sana kami malah bingung karena tidak ada warung yang bertuliskan “iga sapi” dalam menu yang tertera di spanduknya. Alih-alih kami melihat sebuah warung berwarna merah menyala yang padat dijejali pengunjung. Bila dibandingkan warung-warung sekitarnya tampak jelas warung inilah yang paling ramai pembelinya. Kami pun tertarik mencoba rasa masakan warung merah menyala ini.
Sesuai dengan namanya, warung Oseng-Oseng lesehan Q2 ini menyediakan masakan yang di Oseng (istilah jawa untuk tumis). Harganya paling mahal Rp. 5.500 yaitu untuk menu Oseng cumi. Untuk golongan Oseng juga disediakan kerang, bakso tahu, bakso sosis, udang dll. Warung ini juga menyediakan nasi goreng yang cukup harum baunya. Sayang kami tidak berkesempatan mencoba Nasi Gorengnya.
Ketika memesan saya memakai bahasa Jawa. Ternyata sang penjual sama sekali tidak paham apa yang saya pesan. Ternyata mereka bukan orang Jawa, sepertinya mereka berasal dari Indonesia bagian timur. Ini agak membuat saya terkejut, karena menu yang disajikan adalah menu Jawa. Selidik punya selidik ternyata kokinya (mungkin dia yang punya) adalah orang yang berbahasa Jawa lancar. Mungkin dia orang Jawa. Jadi saya bayangkan rasanya adalah perpaduan rasa Jawa dan rasa Timur Indonesia.
Menu yang kami pesan adalah Oseng cumi, Bakso Sosis dan Kerang. Setelah menunggu lama, pesanan kami akhirnya datang juga. Di luar dugaan ternyata masakan Oseng ini memiliki cukup banyak kuah. Semua kuah berwarna hitam pekat dan tampak lombok, tomat dan bawang bombay yang ditumis sebagai bumbunya. Tingkat penggunaan lombok sangat ekstensif di masakan ini. Dan bau penggunakan mentega untuk menumis bumbu dasarnya sangat terasa. Semua hal ini memperkuat dugaan saya bahwa masakan Jawa ini memang dipadukan dengan citarasa Indonesia Timur, mungkin sekitar Sulawesi.
Perbandingan rasa dengan harga membuat tempat ini layak dikunjungi. Cukup enak dan sangat terjangkau bagi mahasiswa. Tapi saya peringatkan bagi yang tidak suka masakan agak pedas jangan datang ke tempat ini. Sayang tempat yang sangat gelap memaksa saya meraba sebetulnya apa yang sedang saya makan. Saya sedang menyendok cumi atau menyendok lombok sama sekali tidak terlihat bedanya. Saya makan berdasarkan insting saja. Ditambah pelayanan yang cukup lama membuat minuman yang kami pesan habis sebelum sempat mencicipi masakan. Padahal kami duduk di lesehan tempat terbuka. Bisa-bisa masuk angin menunggu makanan datang.
Total kerusakan yang kami buat adalah:
∑ Oseng Cumi : 5.500
∑ Oseng Bakso Sosis: 4.500
∑ Oseng kerang : @4.500 2 Piring
∑ Nasi per Porsi : 1.000
∑ Es Milo: 1.500
∑ Es Jeruk: @1.000 2 gelas
∑ Es Teh : 1.000
Total Kerusakan: 27.500 untuk 4 orang. Cukup murah kan?
Rasa : ***
Harga : *****
Ambience/Suasana : * Lampunya !!
Pelayanan: Lama!
Gambar 2 Oseng Bakso Sosis
Gambar 3 Oseng Kerang
Jumat, 23 Mei 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar